Akhlak terhadap Allah Swt

a. Takwa 
Menurut bahasa, takwa berasa dari bahasa arab yang berarti memelihara diri dari siksa Allah Swt. Yaitu dengan mengikuti segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya. Pengertian takwa menurut al-Qur’an dan hadis, al-Qur’an menyebutkan bahwa takwa adalah beriman kepada hal gaib (Allah Swt), hari akhir, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, beriman kepada kitab-kitab Allah dengan menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalankan hidupnya.
Menurut hadis Nabi Saw, pengertian taqwa berintikan melaksanakan perintah Allah atau kewajiban agama. “laksanakan segala apa yang diwajibkan Allah, niscara kamu menjadi orang yang paling bertaqwa”. (HR. Ath. Thabrani)
Orang yang bertakwa senantiasa meluangkan waktu untuk beribadah dalam pengertian ibadah mahdhoh kewajiban utama seperti zakat, sholat, serta puasa ramadhan dan haji bagi yang mampu
Allah berfirman dalam surah al-Hujarat 49:13 sebagai berikut
“Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa, sungguh Allah maha mengetahui” (QS. Al-Hujarat 49:13) 
b.  Cinta dan Ridha
Cinta adalah kesadaran diri, pesasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkab seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. Cinta dengan pengertian demikian sudah merupakan fitrah yang dimiliki oleh setiap orang. Islam tidak tidak hanya mengakui keberadaan cinta pada diri manusia, tepati juga mengaturnya sehingga terwujud dengan mulia. Bagi orang mukmin, cinta pertama dan yang paling utama sekali adalah deberikan kepada Allah.
Sebagaimana allah berfirman :”Dan diantara manusia ada orang –orang yang menyembah tandingan tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagai mana mereka mencinta Allah”. Sejalan dengan cinta, seorang muslim haruslah dapa bersikap ridha dengan segala aturan dan keputusan Allah Swt. Artinya dia harus dapat menerima dengan sepenuh hati, tanpa penolakan sedikitpun. Segala sesuatu yang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Dengan keyakinan seperti ini dia juga akan rela menerima segala Qadha dan Qadar Allah terhadap dirinya. Dia akan bersyukur atas segala kenikmatan, dan akan bersyabar atas segala kenikmatan, dan akan bersabar atas segala cobaan.
Demikianlah sikap cinta dan ridha terhadap Allah Swt dengna cinta kita mengharapkan ridha-Nya, dengan ridha kita harapkan Cinta-Nya.
Allah berfirman dalam surah al-Baqarah 2:165
Sebagai berikut :
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah, sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) bahwa kakuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangant berat azab-Nya ( niscaya mereka menyesal). (QS. Al-Baqarah 2:165)
c.       Ikhlas
Ikhlas menurut bahasa adalah tulus hati, membersihkan hati dan memurnikan niat. Sedangkan menurut istilah berarti mengerjakan amal ibadah dengan niat hanya kepada Allah untuk memperoleh ridha-Nya. Pengertian lain adalah mentauhidkan dan mengkhususkan Allah sebagai tujuan dalam berbuat taat kepada aturan-Nya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu”anhu, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alihi wasalam telah bersabda.”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada kalian, akan tetapi dia melihat kepada hati dan amal kalian.”
d.      Tawakal
Tawakal adalah menyerahkan segala sesuatu kepada Allah setelah berusaha dengan sungguh-sungguh. Sebagai contoh, siFulan ingin lulus dalam ujian, dia selalu giat dan tekun dalam belajar. Setelah itu ia serahkan kepada Allah sambil berdoa agar dia lulus. Si Fulan sadar akan kewajibannya bahwa ia hanya berusaha yakni dengan giat belajar. Adapun yang menentukan lulus atau tidaknya adalah Allah Swt. Apabila sudah berusaha dengan sekuat tenaga, tetapi masih gagal juga, maka kita harus bersabar. Bersabar tidak berarti berdiam diri, melainkan harus berusaha lebih giat disetai doa. Ketika suatu usaha atau pekerjaan belum dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, kemudian orang tersebut berserah diri kepada Allah, maka orang itu belum dikatakan sebagai orang yang bertawakal. Sebab orang yang bertawakal adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Sesungguhnya orang mukmin itu hanya bertawakal kepada Allah, sebagai mana firman-Nya.
“(Dia Allah) Allah, tidak ada tuhan selain dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah. (QS. At-Tagabun 64:13)
e.       Syukur
Yang di maksut dengan syukur adalah memuji kepada yang memberi nikmat dengan mengakui nikmat tersebut dala hati, mengikrarkan secara lisa, dan kemudian menjadikan nikmat itu sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jadi syukur berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan. Orang yang bersyukur akan mendapatkan nikmat dari orang yang bersyukur dan yang tidak bersyukur akan mendapat azab-Nya.
Allah berfirman sebagai berikut :
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menciptakan. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkarinya (nikmatku), maka pasti azabku-ku sangat berat” (QS. Ibrahim 14:7)
f.       Muraqabah
Muraqabah artinya merasa selalu di awasi oleh Allah swt sehingga dengan kesadaran ini mendorong manusia senantiasa rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Sesunggunya manusia hakiki selalu berhasrat dan ingin kepada kebaikan dan menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan.
Muraqabah dapat berbentuk mental dan kepribadian seseorang sehingga ia menjadi manusia yang jujur. Bertaubatlah engkau kepada-Nya dan dekatkanlah diri kepada-Nya (Bertaqarrub) dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi belasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu) dan bahwasanya DIA yang menjadikan orang tertawa dan menangis dan bahwasanya DIA yang mematikan dan yang menghidupkan.” (QS. An-Najm : 39:44)
g.      Tobat
Tobat adalah memohon ampunan dari Allah Swt. Atas dosa, baik yang disengaja maupun tidak dengan disetai penyesalan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan dosa tersebut. Bertobat kepada Allah artinya kembali kepada sifat-sifar yang terpuji. Kembali kepada perintah Allah dan kembali ke jalan yang benar.
Allah maha penerima tobat, berapapun besarnya dosa manusia, apabila bertobat, Allah pasti mengampuninya.
Rasulullah bersabda sebagai berikut.
Sesungguhnya Allah tetap menerima tobat hamba-Nya selama nyawa belum sampai tenggorokan (H.R At Tirmizu)
Bertobat dapat dilakukan setiap saat. Tobat membawa keberuntungan bagi pelaksanaanya karena setelah bertaubat biasanya, manusia akan merasa lebih tenang dan damai dalam menjalankan aktivitas. Selanjutnya Allah memerintahkan manusia untuk bertobat atas kesalahannya.

0 komentar:

Post a Comment